Kita sering bingung ketika melihat keragaman karakter dan nasib seseorang.
Ada yg berusaha sepenuh tenaga namun yg didapatkannya hanya setengah dari apa yg di harapkannya…sedangkan di sisi lain seorang yg tampak sangat santai dan bahkan tampak meremehkan segala usaha, mendapatkan apa jauh dari apa yg seharusnya didapatkannya.
tidak jarang juga kita bergeleng saat menyaksikan orang bertubuh besar dapat ditaklukkan dengan mudah oleh yg bertubuh jauh lebih kecil darinya. Dan kita selalu mengelus dada saat ada orang sombong yang tetap kaya dan orang baik yg tetap miskin.
*
Sebagai manusia yg berakal dan bermoral kita dituntut untuk berlaku adil. Berbagi terhadap sesama, itulah yg setidaknya keadilan yg ditanamkan pada diri kita sejak kecil.
Tetapi sebenarnya apa sih makna dari keadilan itu sendiri??
Apakah memberikan sesuatu (materi/immateril) dengan takaran yang sama, yg disebut adil?? Apakah tidak memberikan apapun agar tidak terjadi perselisihan, itu yg disebut adil?? Ataukah menyisihkan sedikit untuk yg kecil dan memberikan yg banyak untuk yg besar, yg disebut adil??
Dalam bab pembelajaran mengenai adil, selalu ditemukan makna keadilan itu ialah ‘menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.’ Ungkapan ini terlalu luas hingga muncullah berbagai pendefinisian adil seperti yg telah disebutkan di atas.
Jadi, bagaimanakah kita seharusnya memaknai keadilan??
Mengapa kita tidak mengambil penggambaran dari sang Pemilik Keadilan, yg tidak mungkin ada yg lebih adil dari-Nya? Yg Menciptakan keragaman dan menciptakan keadilan itu sendiri?
Kita mulai dari bagaimana sang Adil ini menciptakan segala hal tidak monoton. Begitu berbeda, begitu bervariasi, begitu seimbang satu sama lain. Rezeki yg diberikan pun sangat berbeda dan seolah jika kita amati dengan seksama, pembagiannya begitu adil dan cermat. Sungguh jenius dan brillian.
Disaat org2 mengeluhkan keadaannya dan menyaksikan kenyataan yg mereka anggap tidak adil ini, di sanalah sebenarnya keadilan itu tercipta. Karena sebagian dari kita kurang mengerti, mengenal dan karena kekurangan kita yg sering melihat hanya apa yg kita ingin lihat, maka keadilan yang sesungguhnya begitu cermat itu, tidak kasat di mata kita.
Bagaimana tidak? Bagaimana jika kita melihat dari sisi seperti ini:
-jika mereka yg berusaha sekuat tenaga mendapatkan apa yg mereka harapkan sepenuhnya, maka mereka akan agak sulit berbagi kepada org lain, karena mereka mendapatkannya dengan susah payah dan merasa hak atasnya.
Sedangkan mereka yg dengan mudahnya mendapatkan segala sesuatu, akan dengan mudah pula ‘membuangnya’. Namun adapula mereka yg berusaha sekuat tenaga mendapatkan labih dari apa yg mereka harapkan, karena mungkin dengan begitu mereka dapat lebih bersyukur dan menghargai.
-Si kecil diberikan kemampuan lebih dari si besar, mungkin untuk dapat meredam keangkuhan si besar dan melindungi dirinya sendiri. mungkin bila si besar ‘dibiarkan’ menang oleh sang Maha Juri, maka ia akan merasa hebat dan semakin mendzalimi dan menganiaya si kecil. Namun adakalanya si kecil benar2 tidak berdaya terhadap si besar, yg mungkin dengan begitu si kecil sadar akan makna kebersamaan dan bahu-membahu.
-si sombong yg terus menerus kaya mungkin jika di amati secara seksama kehidupannya tidak sebahagia si baik yg miskin, karena si miskin ikhlas namun si kaya serakah.
Kira2 begitulah gambaran yg bisa kita ambil dari kejadian sehari2 yg sgt cliché. Begitulah gambaran keadilan yg dpt diambil dari sang Maha Adil yg menciptakan kekuatan untuk menutupi kelemahan dan menciptakan kelebihan untuk menutupi kelemahan.
Ia tidak memberikan segala sesuatunya dengan setara dan sama banyaknya, tapi dengan memberikan lebih pada yg patut menerimanya dan memberikan sedikit pada yg patut menerimanya, di sanalah keseimbangan itu tercipta. Di sanalah makna keadilan terwujud. Itulah (setidaknya menurut saya) kurang lebih makna dari ‘menempatkan segala sesuatu pada tempatnya’.
bukan hanya kepada org lain, bahkan pada diri sendiri pun kita di tuntut adil.
tiap2 jengkal bagian tubuh kita meminta keadilan
. coba bila kita melebihkan konsumsi makanan kita dan tidak berolahraga atau memforsir olahraga tanpa makan yg teratur?? bila kita terus bergadang, terus bekerja tanpa istirahat, Tubuh pun akan berontak dan sakitlah hasil yg akan kita dapat.
*
Semoga sang Maha Adil menjadikan kita sebagai pemegang keadilan…semoga sang Maha Cermat nan Jenius mengampuni kekurangan dan kekhilafan yg kita lakukan…semoga yg Maha Berkehendak menghendaki keadilan dlm segala hal bagi kita…Semoga kita adil bagi orang lain dan bagi diri kita sendiri…
amiinnn….
###
_not so tough, not too sure, unsaint, but it's so pure__chup@chups_
No comments:
Post a Comment